Kita tahu bahwa setiap negara mempunyai sejarahnya masing-masing. Negara kita, Indonesia, tentunya juga menyimpan banyak sekali sejarah. Sejarah di Indonesia bisa kita pelajari dari berbagai museum yang ada. Salah satunya museum Fatahillah.
Tahun 1974 gedung ini diresmikan menjadi museum. Tak banyak yang tahu nama asli museum ini. Museum Sejarah Jakarta lebih dikenal dengan sebutan Museum Fatahillah karena letaknya yang berada di Jalan Taman Fatahillah. Museum Fatahillah dulunya sempat menjadi Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 1925-1942 ini selalu ramai dikunjungi terutama pada akhir pekan.
Dengan harga tiket masuk yang tak lebih dari 5 ribu rupiah, pengunjung dapat menambah pengetahuan mengenai perjalanan sejarah Jakarta.
Tahun 1974 gedung ini diresmikan menjadi museum. Tak banyak yang tahu nama asli museum ini. Museum Sejarah Jakarta lebih dikenal dengan sebutan Museum Fatahillah karena letaknya yang berada di Jalan Taman Fatahillah. Museum Fatahillah dulunya sempat menjadi Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 1925-1942 ini selalu ramai dikunjungi terutama pada akhir pekan.
Dengan harga tiket masuk yang tak lebih dari 5 ribu rupiah, pengunjung dapat menambah pengetahuan mengenai perjalanan sejarah Jakarta.
Di dalamnya terdapat banyak sekali benda-benda antik, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, batu prasasti, koleksi kebudayaan Betawi, Meriam si Jagur, pedang eksekusi, lemari arsip, peralatan masyarakat prasejarah, dsb. Tak hanya itu,di museum ini kita juga dapat melihat penjara bawah tanah yang dulunya sempat digunakan pada zaman penjajahan.
Koleksi sejarah yang dipamerkan di Museum Fatahillah berjumlah lebih dari 500 buah, yang lainnya disimpan di storage (ruang penyimpanan). Umur koleksi ada yang mencapai lebih 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah. Koleksi warisan Museum Jakarta Lama berasal dari abad ke-18 dan 19 seperti kursi, meja, lemari arsip, tempat tidur dan senjata.
Koleksi sejarah yang dipamerkan di Museum Fatahillah berjumlah lebih dari 500 buah, yang lainnya disimpan di storage (ruang penyimpanan). Umur koleksi ada yang mencapai lebih 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah. Koleksi warisan Museum Jakarta Lama berasal dari abad ke-18 dan 19 seperti kursi, meja, lemari arsip, tempat tidur dan senjata.
bahasa Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur JendralJohan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di , terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai Amsterdam sebagai penjara.
Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes (menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang tadinya terletak di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis.
Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda.
Jika anda berada di Jakarta, museum ini adalah salah satu museum yang wajib anda kunjungi. Selain bisa belajar sejarah Jakarta, pengunjung juga tak ketinggalan untuk bernarsis-narsis ria bersama benda-benda yang berada di museum ini. (DSO)
Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (
Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes (menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang tadinya terletak di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis.
Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda.
Jika anda berada di Jakarta, museum ini adalah salah satu museum yang wajib anda kunjungi. Selain bisa belajar sejarah Jakarta, pengunjung juga tak ketinggalan untuk bernarsis-narsis ria bersama benda-benda yang berada di museum ini. (DSO)